PRABOWO SUBIANTO
Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di
Jakarta, 17 Oktober 1951; umur 59 tahun) adalah mantan Danjen Kopassus
dan menantu dari mantan Presiden Indonesia Soeharto. Prabowo adalah
calon presiden dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari Partai
Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Karena sejumlah kendala politik,
akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati
Soekarnoputri. Pasangan Mega-Prabowo resmi diumumkan 15 Mei 2009[1]
Kehidupan pribadi
Anak dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo, ini
menikah dengan Titiek Prabowo, anak Presiden Soeharto, akan tetapi
bercerai setelah dicopot jabatannya oleh Presiden Habibie melalui mantan
Pangab Wiranto karena keterlibatan oknum Kopassus dalam kasus
penculikan sejumlah aktivis LSM dan pelanggaran HAM.[2]
Pemilu 2004
Setelah meninggalkan karier militernya ia menjadi pengusaha,
mengikuti karier adiknya Hashim Djojohadikusumo, antara lain dia
memiliki saham dalam PT Kertas Nusantara[22]. Ia juga mencalonkan diri
sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar
2004. Untuk pencalonan ini, tim suksesnya khusus menyewa Alex
Castinallos, konsultan kampanye Partai Republik Amerika Serikat yang
berhasil mendudukkan George W Bush di Gedung Putih dan konsultan media
iklan TV, David Axelrod[23]. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya
Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Tanggal 5 Desember 2004 dia terpilih sebagai ketua umum HKTI mengalahkan Setiawan Jodi dan Ja'far Hafsah[24][25].
Pemilu 2009
Pada bulan Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk
iklan layanan masyarakat yang disponsori oleh HKTI, sebuah kelompok tani
Indonesia yang digunakannya sebagai mesin politik untuk Pilpres 2009,
sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan untuk menggunakan
produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008 Partai Gerindra menyatakan
keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada
Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu
2009 pada KPU [26]. Namun belakangan, setelah proses tawarmenawar yang
alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati
Soekarnoputri. Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'. Keduanya juga telah
menyelesaikan persyaratan administratif KPU dan berkas laporan kekayaan
ke KPK.
Pada Pilpres 2009 ini, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta[27], termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300[28]. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan 6 tahun lalu, tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar[29]
Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah
Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat[30]. Sekalipun diset "merakyat",
deklarasi ini menghabiskan ongkos Rp 962 juta.[31] . Deklarasi ini juga
mendapat resistensi sejumlah organisasi pembela Hak Asasi Manusia yang
berencana akan berunjuk rasa di sejumlah tempat.[31]
Dalam berbagai iklan dan kampanyenya, pasangan Mega-Pro mengusung 'Ekonomi Kerakyatan'. Walau terdengar manis, sejumlah kritik pun dilayangkan pada konsep ekonomi ini. Sebagian menganggapnya sebagai Ekonomi Komando yang selain otoriter juga sudah pernah dicoba di era Soekarno dan gagal, terbukti kenaikan harga dan inflasi 650% per tahun dan kelaparan terjadi di sejumlah tempat[32][33]. Sebagian lagi menganggap konsep ini sekedar 'Kerakyat-rakyatan', karena 'Ekonomi Kerakyatan' sudah pernah dicoba dua kali, pertama tahun 1993-1998 melalui Bappenas, dan kedua tahun 1998 melalui Kementrian Koperasi dan UKM. Dua-duanya dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan justru menyebabkan kredit macet. Dalam Pemilu 1999 PDIP dan Megawati juga berjanji 'membela wong cilik' [34][35]. Kritik lain datang karena walau mengusung kemandirian ekonomi, salah satu konsultan politik Mega-Pro, Rob Allyn, adalah konsultan asing dan bekas konsultan George W Bush yang berperan baik dalam pencalonan Bush sebagai gubernur Texas tahun 1994 maupun dalam Pemilu AS tahun 2000[36][37]
Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni LSI(Lembaga), LSI(Lingkaran), LP3ES, Puskaptis, CIRUS, LRI, dan Quick Count Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan SBY-Boediono, dan Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran. Hasil Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat. Megawati dan Prabowo tidak hadir dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengamanatkan bagi tiap pasangan calon untuk hadir dalam penetapan hasil Pilpres[38]. Dua pasangan lainnya, JK-Wiranto dan SBY-Boediono hadir dalam acara ini. Pasangan Megawati-Prabowo menolak hasil Pemilu ini dan masih melakukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi.
Marga Lumban Tobing
Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga
Lumban Tobing, sehingga namanya bertambah menjadi Prabowo Subianto
Djojohadikusumo Lumban Tobing. Selain Prabowo, adiknya Hasyim juga
diterima sebagai anggota marga tersebut[39]. Penganugerahan marga
tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan Siraja Lumban Tobing
(PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention Center, Medan[40].
sumber: wikipedia.org
EmoticonEmoticon