Wiranto
Jenderal TNI (Purn) Wiranto (lahir di Jogjakarta, DIY, 4 April 1947;
umur 64 tahun [1]) adalah politikus Indonesia dan tokoh militer
Indonesia. Wiranto menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah
menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat
pada periode 2006-2009, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang
kedua (2010-2015).
Ayahnya, RS Wirowijoto adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya
bernama Suwarsijah. Pada usia sebulan, Wiranto dibawa pindah oleh orang
tuanya ke Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota
Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan
Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 4 Surakarta).
Karier militer
Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Soeharto tahun
1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karier militer Wiranto
semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya,
Pangkostrad, dan KSAD.
Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang
Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk
kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya
sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia
tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden BJ Habibie.
Karier sipil
Kariernya tetap bersinar setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampil
sebagai presiden keempat Indonesia. Ia dipercaya sebagai Menteri
Koordinator Politik dan Keamanan, meskipun kemudian dinonaktifkan dan
mengundurkan diri. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi
dengan judul Bersaksi di Tengah Badai. Setelah memenangi konvensi
Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia
melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat
wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama
karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004.
Menyosong Pemilu 2009
Pada 21 Desember 2006, ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat
(Partai Hanura) dan tampil sebagai ketua umum partai. Deklarasi partai
dilakukan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang
dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua
Umum Partai Golkar Ir Akbar Tandjung, mantan wakil presiden Try
Sutrisno, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Ryamizard Ryacudu, mantan menteri
perekonomian Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman
menghadiri peresmian partainya.
Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen
Partai Golkar Letnan Jenderal TNI (Purn) Ary Mardjono, mantan Gubernur
Jawa Tengah Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan DR Hj. Tuty
Alawiyah AS, Yus Usman Sumanegara, mantan Kepala Staf Angkatan Laut
Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, mantan Kepala Staf TNI
Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, mantan Wakil Panglima
ABRI Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi, mantan Kepala Kepolisian RI
Jenderal Polisi (Purn) Chaeruddin Ismail, Marsda TNI (Purn) Budhi
Santoso, Letnan Jenderal (Purn) Suadi Marasabessy, Mayor Jenderal TNI
(Purn) Aspar Aswin, Laksda TNI (Purn) Handoko Prasetyo RS, Mayor
Jenderal TNI (Purn) Aqlani Maza, Mayor Jenderal (Purn) Djoko Besariman,
Mayor Jenderal (Purn) Iskandar Ali, Samuel Koto, dan mantan menteri
keuangan Fuad Bawazier, pendiri Partai Bintang Reformasi Djafar
Badjeber, pengacara Elza Syarief, Gusti Randa, dan pengusaha asuransi
Jus Usman Sumaruga.
Pada 17 Januari 2007, ia bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di
Komplek MPR/DPR, Senayan (Jakarta). Pertemuan itu menjadi langkah awal
dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Ia menyatakan kesiapannya
berhadapan kembali dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika
mencalonkan kembali.
calon Wakil Presiden RI
Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto
bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya
sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan
Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura.
Pasangan ini juga menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU.
Pasangan JK-Wiranto mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi
JK-WIN.
Pendidikan
Akademi Militer Nasional (AMN), 1968
Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995
Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996
Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995
Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996
Organisasi
HANURA (Partai Hati Nurani Rakyat), Ketua Umum
Perhimpunan Kebangsaan, Ketua Dewan Pertimbangan Nasional
Matla’ul Anwar, Ketua Dewan Amanat
ICMI, Penasehat
SOKSI, Penasehat
PSSI, Ketua Dewan Pembina
IDe Indonesia, Ketua Dewan Eksekutif
PPMI, Ketua
Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (PRAJA), Pembina
Paguyuban Warung Tegal, Ketua Dewan Pembina
Paguyuban Spiritual Indonesia, Pembina
Perhimpunan Kebangsaan, Ketua Dewan Pertimbangan Nasional
Matla’ul Anwar, Ketua Dewan Amanat
ICMI, Penasehat
SOKSI, Penasehat
PSSI, Ketua Dewan Pembina
IDe Indonesia, Ketua Dewan Eksekutif
PPMI, Ketua
Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (PRAJA), Pembina
Paguyuban Warung Tegal, Ketua Dewan Pembina
Paguyuban Spiritual Indonesia, Pembina
sumber: wikipedia.org
EmoticonEmoticon